Oh hati… kenapa denganmu?
Ketika lisan berkata tak apa-apa, kenapa hati bergejolak menginginkannya.
Ketika lisan berkata ikhlas, kenapa hati bermunculan dengki.
Ketika badan ikut senang melihat saudara bahagia, kenapa hati berperang sirik.
Ada apa denganmu?
Bersamalah dengan diri yang ikhlas, terasa hampa hidup dengan sandiwara, terasa sesak hidup dengan penyakit hati.
Oh hati… sadarlah akan diri.
Bantulah diri ini untuk beribadah.
Hapuslah semua penyakit dalam hati dengan keikhlasan.
Aku memang tak secantik dia! Tapi ingat, alisku tidak luntur walau sudah wudhu berkali-kali
Merelakan cinta untuk dibagi
Tak semua hati siap berbagi
Mungkin bisa saja…
Hanya bila Tuhan yang mau
Keikhlasan hatiku bukan untuk dibalas, cukuplah sekedar jadi kenangan waktu berjauhan…
Maafkan, bila ku tak bisa dengan mu
Maafkan, bila sayang itu tak ada
Maafkan, ku bolehkan kamu menunggu…
I don’t have a type. If I like you, I like you!
Denting yang berbunyi dari dinding kamar ku
Sadarkan diriku dari lamunan panjang
Tak terasa, malam kini semakin larut
Aku masih terjaga
Entah apa yang mengusik pikiran ini
Hingga mata enggan terpejam
Kupaksa diri untuk berbaring dan memejamkan mata
Apa daya, sepertinya kantuk itu masih ingin bermain dengan malam
Yaa.. Aku masih terjaga
Telah lama aku berdiri dalam sepinya rongga hati
Tak satupun guru mampu menjawab
Hanya pada Mu ku bertanya, lewat setiap sujud ku ini
Siapakah nanti cinta untuk ku
Wahai penilai hati lihat batinku
Nyaris bernanah karna luka tersayat
Rahasia itu hanya Engkau yang tau, namun aku tak mau jadi tuna cinta
Namun harus ku ikhlaskan semua nasib cintaku pada Mu…
Mari dengarkan satu sisi saja dari sebuah cerita, dan abaikan sisi lainnya. Karena kebenaran itu membosankan, ya kan?
“Bila malam telah datang
Terkadang ingin kutulis semua perasaan..
Kata orang rindu itu indah
Namun bagiku ini menyiksa..
Sejenak kupikirkan untuk ku benci saja dirimu
Namun sulit ku membenci..”